Sabtu, 25 Mei 2013

Love Poet


‘Balada Cintaku’

Sinar rembulan pancaran sinarnya sampai ke bumi
Terangi gelap malam yang sunyi
Alun lembut tiupan angin menyelimuti
Dalam hati kala hampa dan sedih
       
Kupejamkan mata,coba bayangkan semuanya
        Tak ada yang terlintas, hanya kau yang ada
        Mata coklat keemasan pancarkan cahayanya
        Rambut lembut membingkai senyummu yang indah

Pancaran sinar mentari menyusup dari belakang
Liuk tubuhmu diiringi cahaya terang
Jauh darisana ku memandang
Tak sengaja, mata itu pun menatapku riang
       
Tubuhku tak kuasa menahan getaran
        Langkah kakimu semakin mendekat
        Aku semakin tercekat
        Satu langkah lagi, kau semakin dekat
        Tapi ternyata ku salah,kau malah berbalik arah

Seseorang yang berteriak lantang
Memanggilmu dari arah belakang
Kau tampak tercengang
Tapi lalu kau pergi dan hilang dari pandangan
       
Tak tahu harus apalagi,kuberjalan seorang diri
        Coba menghilangkan penat di hati
        Sejenak lupakanmu dan menghibur diri
        Tapi lagi-lagi kau ada disini

Kau seakan-akan tak pernah bosan, berada di sekitarku
Selayaknya aku,yang tak pernah jenuh memperhatikanmu
       
Ku kembangkan senyumku
        Saat ku lihat bayangan dirimu
        Kau sengaja melempar senyum padaku
        Seakan engkau tahu suasana hatiku

Dinginnya malam semakin menusuk
Terasa hingga tulang rusuk
Namun bayanganmu terus merasuk
Melindungiku dari serangan kantuk
       
Kupejamkan mata lagi
        Dan ku kuatkan hati
        Mencoba mengingat kembali
        Apa yang telah terjadi

Segala tentang dirimu dan kenangan itu
Masih lekat diingatanku
Kala pertama kau menyapaku
Sedang aku hanya terpaku
Kau coba menghampiriku
Tapi tetap saja aku masih membeku
       
Saat tersadar kau ada dihadapanku,aku gagu
        Namun kau hanya tersenyum lugu
        Setelah itu kau tinggalkanku
        Dan dengan puas menertawaiku

Sungguh, sakit memang tapi kubiarkan
Suatu saat kau kan rasakan
Bagaimana rasanya ditertawakan
Oleh seseorang yang kau dambakan
       
        Tapi sudahlah lupakan
        Kan kuanggap saja sebuah candaan
        Yang tak terlupakan dan sungguh memalukan
        Menjadi bahan tertawaan sang pria idaman

Namun sayang,semua itu hanya ingatan
Yang tak akan pernah berulang
Tapi selalu ada dalam kenangan yang terlupakan
Bersama yang tercinta,meski dia telah tiada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar